Novel : Belum ada judul (Pt.3)

11.39 Unknown 0 Comments

             Setelah kejadian itu kami pun mulai dekat, mulai dari mengerjakan tugas bareng, pergi ke kampus bareng hingga jalan-jalan berdua. Menurut prediksi kharisa mungkin christ mulai tertarik, tapi sekali lagi ditekankan untuk jangan terlalu baper alias bawa perasaan, tapi menurutku ini sudah terlalu lama, sudah 11 bulan kami dekat dan dia tidak menunjukan tanda-tanda bahwa dia menginginkan hubungan yang lebih, padahal sebentar lagi kami akan sidang dan artinya kami akan terpisah setelah lulus nanti. Tapi setiap aku ingin menanyakan kejelasan status kami, dan melihat dia yang tengah sibuk akan skripsinya membuatku mengurungkan diri, mungkin saat kelulusan aku tanyain pikirku dalam hati. Sekarang ini yang bisa aku lakukan hanyalah fokus dengan skripsi karena targetku yang ingin 3 tahun cepat lulus, dan dengan dia di sampingku membuatku semangat juga semakin terpacu untuk meraih yang terbaik. Tibalah hari dimana penentuan nasib kami ke depannya, akankah lulus atau tidak, aku sempat gugup namun tiba-tiba dia datang dan menggenggam tanganku sambil berkata “kamu pasti bisa, kita udah berjuang sampe sejauh ini, oke?” aku pun membalas genggamannya sambil tersenyum, ya, karena kamu-lah aku bisa. Akhirnya setelah menunggu lama giliranku tiba, kharisa dan christ yang berada diluar menyemangatiku dan aku melangkah mantap, aku pasti bisa. Setelah 1 jam sidang akhirnya aku diputuskan lulus, aku menitikkan air mata bahagia dan berhamburan keluar memeluk kharisa dan christ. Kami bertiga lulus sidang, dengan perjuangan yang melelahkan akhirnya impian kami semua terwujud; lulus dengan tepat waktu. Semua bersorak menyambut kelulusan kami, aku tidak menyangka bahwa pada akhirnya akan tersemat gelar di belakang namaku dan membuat kedua orang tuaku bangga.
                Tibalah hari kelulusan dimana air mata paling banyak tumpah karena putra-putri, teman atau kekasih mereka telah lulus. Selama perayaan kelulusan aku melirik ke arah christ, dan dia juga melirikku lalu tersenyum, akhirnya setelah perayaan kelulusan yang cukup lama selesai kami berhamburan keluar dan mulai berfoto, kharisa dan aku telah menghasilkan banyak ratusan foto karena memang kami berdua suka sekali dengan foto. “Ra, lo foto sama christ gih, ntar gue yang fotoin” katanya sambil menarik lenganku menuju arah christ, aku pun menunduk malu ketika kami berdua berhadapan ketika dengan dinginnya kharisa mengatakan “oy christ, lo foto dong sama ara, gue yang foto. You both like a couple” sambil nyengir lebar. Rasanya aku ingin menjambak sanggulnya yang dia bilang menyaingi syahrini itu, tanpa disangka christ mengangguk setuju dan menarikku untuk berada di dekatnya. Dia melingkarkan tangannya ke pundakku dan aku melingkarkan tanganku ke pinggangnya, “say cheese” seru kharisa. Aku memandang sosok itu, sosok yang aku kira tidak akan pernah bisa untuk di dapatkan, nyatanya bisa dekat denganku hingga setahun lebih. Karakternya yang pendiam dan tidak banyak bicara membuatku semakin mencintainya dan berharap kami akan terus selalu seperti ini. “Eh lo berdua kapan resmi pacaran?” tanya kharisa di sela-sela sesi foto. Christ memandangku sambil tersenyum lalu memandang ke arah kharisa “apa arti sebuah status kalau lo bisa nyaman kalau deket dia. Cukup liat dia bahagia deket gue juga itu udah bikin gue seneng” dan jawaban dari christ sukses membuat kharisa cengo sesaat dan aku tertunduk malu. Ya Tuhan, makhluk dingin seperti dia tidak ku sangka bisa berkata seperti itu, tapi entah mengapa aku semakin mengaitkan tanganku ke tubuhnya, seakan dia bisa hilang kapan saja. Christ yang melihat itu hanya tersenyum dan mengusap kepalaku, lalu membisikkan kata “terima kasih”.

0 komentar: