Novel : Belum ada judul (Pt.2)
Sesudah
insiden itu dan akhirnya kharisa tidak jadi marah karena aku telah menjelaskan
secara detail apa yang terjadi, dia malah bersimpati. “mahluk es macem dia itu
ga pantes buat di deketin sweety. I swear diluar banyak yang lebih manusiawi
daripada dia” dan dimulailah kembali ceramah darinya. Aku hanya diam
mendengarkan, selama perjalanan pulang lantunan lagu Avril Lavigne mengalun di
kepalaku. I never knew I needed you, like
a sad song needs a sea of lighters , katakan aku melankolis tapi sungguh
liriknya sesuai dengan yang aku alami dan dengan suasana hujan serta macet
membuat pikiranku kembali melayang pada pagi tadi, dimana aku seperti anak
kecil yang mengharapkan rumah boneka. Sesampainya dirumah aku pun berpamitan
pada kharisa dan segera masuk ke dalam, entah ide gila apalagi yang berada di
otakku sehingga aku segera mencari data siswa anak kelas dan mencari nama nya. Aku
bergegas memasuki kamar dan menyalakan laptop, setelah sekian menit mencari
akhirnya aku menemukan nama Christian Alexander dan mencatat informasinya.
Disitu terdapat alamat, no hp, tanggal lahir serta social media, dengan gugup
aku pun meng-add LINE nya dan berharap agar dia tidak mem-block langsung socmed
ku. Aku pun merebahkan diri di kursi dan melempar tas ke segala arah, sekali sekali
aku melirik smartphone ku dan tetap hening, tidak ada notifikasi apakah dia
meng-add back atau didiamkan saja. Jenuh karena tidak ada notifikasi akhirnya
aku memutuskan untuk berendam di bathub dan berharap pikiranku menjadi rileks
kembali.
Malam ini entah sudah
berapa minggu aku selalu menyeruput kopi dingin yang sepertinya sudah menjadi
hobi baru. Sambil menulis laporan, pikiranku melayang pada sosok yang baru saja
singgah di otak ku. Aku sempat berpikir kenapa lelaki ini selalu saja ada
dimana mana, seperti aku bisa merasakan kehadirannya dimanapun; suara atau
parfum yang menjadi ciri khas nya. Sepertinya aku mulai jatuh cinta lagi, tidak, tidak boleh gumamku dalam hati
berusaha menepis pikiran itu. karna bintangku gemini yang berarti; kepribadian ganda
dan ini merepotkan, terkadang yang satu menginginkan aku dengannya dan satunya
lagi berharap aku harus meninggalkannya. Oh, Tuhan, kenapa dalam soal cinta aku
selalu terlihat bodoh? Apa aku harus berkonsultasi dengan ahli cinta? Oh,
jangan lagi, pemikiran konyol yang sempat menghantui pikiran dan jelas
menganggu segala kegiatanku. Sepertinya
aku harus refreshing pikirku. Aku segera menutup laptop dan merapikan
berkas berkas yang berjejeran, biar saja tugas itu bisa ku kerjakan nanti.
Kalau aku terus berkutat dengan itu, aku jamin besok-besok aku akan pindah
rumah; ke rumah sakit jiwa.
Aku
terbangun dari tidur dan bergegas untuk mandi. Setelah selesai dengan rutinitas
pagi, Disinilah aku, berdiri menatap cermin sembari memulas bedak dan lipstick.
Ya, ini harus menjadi hari yang baik, pasti. "Semangat!" teriakku
membara. Aku bergegas ke bawah dan segera mengambil mobilku, setelah tancap gas
aku berpikir mungkin akan lebih baik jika aku pergi dengan kharisa. Tangganku
dengan lincah segera mengetik chat untuknya.
10 menit
lg sampe. Kalau belum siap gue tinggal!
Setelah mengirimkan chat kepada kharisa,
smartphoneku berbunyi, namun lebih banyak.
From: Christian Alexander
"Thx for adding."
Aku menghentikan laju mobilku dan sepersekian
detik memandang layar itu, pada akhirnya aku berteriak “OH MY GOD!” ya, aku
senang, karena pada akhirnya dia chat terlebih dahulu. Semoga saja ini bakal
jadi awal yang baik bagiku.
Sesampainya
di depan rumah kharisa aku pun keluar dan memeluk erat kharisa yang sedari tadi
menunggu di teras halamannya. “God, what happen with you? Good news? By the way
lepasin ya gue bukan penyuka sesama jenis” tanyanya dengan sumrigah dan berpura
pura jijik saat aku memeluknya, aku pun mengangguk dan kami pun menaiki mobil
lalu pergi menuju kampus. Selama di perjalanan aku bercerita dan kharisa hanya
diam menyimak, setelah selesai bercerita dia pun menanggapinya dengan antusias,
“Ra, lo emang paling the best kalau soal modus haha tapi inget dia bukan
tipikal cowo yang bakal jatuh hati dengan cepat. Slow aja okay?” jawabnya, dan
akhirnya kami tertawa bersama sama hingga tidak terasa kami sudah sampai di
kampus. Di parkiran aku melihat sosoknya yang juga sedang memarkirkan mobil,
lagi-lagi aku berjalan ke arahnya, entahlah seperti de ja vu, dia menyadari sosokku dan untuk pertama kalinya dia
tersenyum,ya, sebuah senyuman tulus. Seketika aku pun blushing dan menundukkan
kepala. “kelas kita sama, mau bareng?” tanyanya, aku mengangguk tanda setuju
dan berjalan bersama menuju kelas. Dia yang kukenal kemarin adalah pribadi yang
dingin, tapi sekarang; dia pribadi yang hangat, ternyata benar apa kata pepatah
never judge someone by the cover. Aku
pun menyamakan langkahku dengannya,
dan berharap hari ini tidak segera berakhir karena aku tau hanya dia yang bisa
membuatku nyaman.
0 komentar: