Novel : Belum ada judul (Pt.2)

11.29 Unknown 0 Comments

             Sesudah insiden itu dan akhirnya kharisa tidak jadi marah karena aku telah menjelaskan secara detail apa yang terjadi, dia malah bersimpati. “mahluk es macem dia itu ga pantes buat di deketin sweety. I swear diluar banyak yang lebih manusiawi daripada dia” dan dimulailah kembali ceramah darinya. Aku hanya diam mendengarkan, selama perjalanan pulang lantunan lagu Avril Lavigne mengalun di kepalaku. I never knew I needed you, like a sad song needs a sea of lighters , katakan aku melankolis tapi sungguh liriknya sesuai dengan yang aku alami dan dengan suasana hujan serta macet membuat pikiranku kembali melayang pada pagi tadi, dimana aku seperti anak kecil yang mengharapkan rumah boneka. Sesampainya dirumah aku pun berpamitan pada kharisa dan segera masuk ke dalam, entah ide gila apalagi yang berada di otakku sehingga aku segera mencari data siswa anak kelas dan mencari nama nya. Aku bergegas memasuki kamar dan menyalakan laptop, setelah sekian menit mencari akhirnya aku menemukan nama Christian Alexander dan mencatat informasinya. Disitu terdapat alamat, no hp, tanggal lahir serta social media, dengan gugup aku pun meng-add LINE nya dan berharap agar dia tidak mem-block langsung socmed ku. Aku pun merebahkan diri di kursi dan melempar tas ke segala arah, sekali sekali aku melirik smartphone ku dan tetap hening, tidak ada notifikasi apakah dia meng-add back atau didiamkan saja. Jenuh karena tidak ada notifikasi akhirnya aku memutuskan untuk berendam di bathub dan berharap pikiranku menjadi rileks kembali.
Malam ini entah sudah berapa minggu aku selalu menyeruput kopi dingin yang sepertinya sudah menjadi hobi baru. Sambil menulis laporan, pikiranku melayang pada sosok yang baru saja singgah di otak ku. Aku sempat berpikir kenapa lelaki ini selalu saja ada dimana mana, seperti aku bisa merasakan kehadirannya dimanapun; suara atau parfum yang menjadi ciri khas nya. Sepertinya aku mulai jatuh cinta lagi, tidak, tidak boleh gumamku dalam hati berusaha menepis pikiran itu. karna bintangku gemini yang berarti; kepribadian ganda dan ini merepotkan, terkadang yang satu menginginkan aku dengannya dan satunya lagi berharap aku harus meninggalkannya. Oh, Tuhan, kenapa dalam soal cinta aku selalu terlihat bodoh? Apa aku harus berkonsultasi dengan ahli cinta? Oh, jangan lagi, pemikiran konyol yang sempat menghantui pikiran dan jelas menganggu segala kegiatanku. Sepertinya aku harus refreshing pikirku. Aku segera menutup laptop dan merapikan berkas berkas yang berjejeran, biar saja tugas itu bisa ku kerjakan nanti. Kalau aku terus berkutat dengan itu, aku jamin besok-besok aku akan pindah rumah; ke rumah sakit jiwa.
                Aku terbangun dari tidur dan bergegas untuk mandi. Setelah selesai dengan rutinitas pagi, Disinilah aku, berdiri menatap cermin sembari memulas bedak dan lipstick. Ya, ini harus menjadi hari yang baik, pasti. "Semangat!" teriakku membara. Aku bergegas ke bawah dan segera mengambil mobilku, setelah tancap gas aku berpikir mungkin akan lebih baik jika aku pergi dengan kharisa. Tangganku dengan lincah segera mengetik chat untuknya.
10 menit lg sampe. Kalau belum siap gue tinggal!
Setelah mengirimkan chat kepada kharisa, smartphoneku berbunyi, namun lebih banyak.
     From: Christian Alexander
     "Thx for adding."

Aku menghentikan laju mobilku dan sepersekian detik memandang layar itu, pada akhirnya aku berteriak “OH MY GOD!” ya, aku senang, karena pada akhirnya dia chat terlebih dahulu. Semoga saja ini bakal jadi awal yang baik bagiku.
           Sesampainya di depan rumah kharisa aku pun keluar dan memeluk erat kharisa yang sedari tadi menunggu di teras halamannya. “God, what happen with you? Good news? By the way lepasin ya gue bukan penyuka sesama jenis” tanyanya dengan sumrigah dan berpura pura jijik saat aku memeluknya, aku pun mengangguk dan kami pun menaiki mobil lalu pergi menuju kampus. Selama di perjalanan aku bercerita dan kharisa hanya diam menyimak, setelah selesai bercerita dia pun menanggapinya dengan antusias, “Ra, lo emang paling the best kalau soal modus haha tapi inget dia bukan tipikal cowo yang bakal jatuh hati dengan cepat. Slow aja okay?” jawabnya, dan akhirnya kami tertawa bersama sama hingga tidak terasa kami sudah sampai di kampus. Di parkiran aku melihat sosoknya yang juga sedang memarkirkan mobil, lagi-lagi aku berjalan ke arahnya, entahlah seperti de ja vu, dia menyadari sosokku dan untuk pertama kalinya dia tersenyum,ya, sebuah senyuman tulus. Seketika aku pun blushing dan menundukkan kepala. “kelas kita sama, mau bareng?” tanyanya, aku mengangguk tanda setuju dan berjalan bersama menuju kelas. Dia yang kukenal kemarin adalah pribadi yang dingin, tapi sekarang; dia pribadi yang hangat, ternyata benar apa kata pepatah never judge someone by the cover. Aku pun menyamakan langkahku dengannya, dan berharap hari ini tidak segera berakhir karena aku tau hanya dia yang bisa membuatku nyaman.

0 komentar: