Privacy Policy

Privacy Policy -

Privacy Policy for

If you require any more information or have any questions about our privacy policy, please feel free to contact us by email at .

At , the privacy of our visitors is of extreme importance to us. This privacy policy document outlines the types of personal information is received and collected by and how it is used.

Log Files
Like many other Web sites, makes use of log files. The information inside the log files includes internet protocol ( IP ) addresses, type of browser, Internet Service Provider ( ISP ), date/time stamp, referring/exit pages, and number of clicks to analyze trends, administer the site, track users movement around the site, and gather demographic information. IP addresses, and other such information are not linked to any information that is personally identifiable.

Cookies and Web Beacons

DoubleClick DART Cookie

.:: Google, as a third party vendor, uses cookies to serve ads on .
.:: Google's use of the DART cookie enables it to serve ads to your users based on their visit to and other sites on the Internet.
.:: Users may opt out of the use of the DART cookie by visiting the Google ad and content network privacy policy at the following URL - http://www.google.com/privacy_ads.html

Some of our advertising partners may use cookies and web beacons on our site. Our advertising partners include .......










These third-party ad servers or ad networks use technology to the advertisements and links that appear on send directly to your browsers. They automatically receive your IP address when this occurs. Other technologies ( such as cookies, JavaScript, or Web Beacons ) may also be used by the third-party ad networks to measure the effectiveness of their advertisements and / or to personalize the advertising content that you see.

has no access to or control over these cookies that are used by third-party advertisers.

You should consult the respective privacy policies of these third-party ad servers for more detailed information on their practices as well as for instructions about how to opt-out of certain practices. 's privacy policy does not apply to, and we cannot control the activities of, such other advertisers or web sites.

If you wish to disable cookies, you may do so through your individual browser options. More detailed information about cookie management with specific web browsers can be found at the browsers' respective websites.

My Dream

Ketemu lagi nih sama gue hahah, kali ini saya akan membahas tentang mimpi saya yg katanya ketinggian hahah. Pada awalnya sih gue kepengen banget jadi pilot, eh berubah lagi malah kepengen jadi guru, hehe ya maklum lah waktu itu masih SD jadi suka berubah-ubah mimpi malah sempet kepengen jadi dokter kandungan #eh.
Setelah beranjak dewasa mimpi saya berubah kepengen jadi programmer karena saya sekolah SMK jurusan RPL (Rekayasa Perangkat Lunak), berawal dari situlah keinginan menjadi programmer semakin menjadi-jadi, dan setelah masuk kuliah saya berkeinginan untuk membuat perusahaan seperti halnya Facebook yang didirikan Mark Zuckerberg dan kawan2. Sebagai mahasiswa jurusan Teknik Informatika sangat terbuka lebar bagi saya untuk membuka sesuatu hal yang bisa menghasilkan uang seperti menjual software yang kita buat, atau mendapat proyekan membuat software dari orang lain.
Namun yang paling saya inginkan adalah membuat sebuah game android dan menguploadnya ke playstore, terinspirasi dari game flappy bird yang sangat fenomenal bisa membuat Dong Nguyen sang pembuat game Flappy Bird.
Yaa walaupun cuman mimpi tapi gapapa kan kalo kita terus berusaha untuk menggapai mimpi itu, intinya sih di masa depan saya gamau bekerja pada orang lain karna saya ngebayangin kalo jadi bawahan itu ga enak hehehe.
Bye ..

Target saya dalam 5 tahun ke depan

Postingan kali ini saya mau berbagi info tentang target saya dalam 5 tahun ke depan, walaupun mungkin ga penting buat pembacanya hehe.
Oke langsung aja cekidot :

      1.   Jago pemrograman android
           Kenapa saya pengen jago pemrograman android karena mungkin di jaman sekarang kan kebanyakan orang sudah memakai gadget bahkan mungkin udah jadi kebutuhan pokok selain nasi, dan bukan tidak mungkin juga di masa depan kita lebih membutuhkan gadget daripada laptop karena gadget lebih praktis daripada laptop dan hampir semua fungsi dari laptop kini bisa dilakukan di gadget. Jadi oleh sebab itu saya pengen bisa menguasai salah satu pemrograman pada smartphone terutama android.
 
     2.     Punya usaha sendiri
           Alesan kenapa saya pengen punya usaha sendiri karena saya ga pengen menjadi bawahan dalam bekerja, sebagai mahasiswa jurusan Teknik Informatika sangat terbuka jalan untuk memulai usaha, contohnya kita bisa menjual software yg kita buat atau jika kita benar-benar serius kita bisa membuat perusahaan seperti Facebook yg didirikan oleh Mark Zuckerberg dan teman2.

     3.    Pengen punya penghasilan sebelum lulus kuliah
          Alesannya sih simple aja cuman ga pengen nganggur pas setelah lulus kuliah, syukur-syukur sih bisa kuliah pake duit sendiri.

     4.    Bikin aplikasi android dan di upload ke playstore
          Terinspirasi dari Dong Nguyen sang pembuat game Flappy Bird yg bisa menghasilkan uang dari game yang di buatnya, atau seperti pendiri jejaring sosial Snapchat yg kalo tidak salah sempat di tawar oleh Facebook dengan harga Rp.34 Triliun. Intinya dari game sederhana seperti flappy bird kita bisa mendapatkan penghasilan yg sangat besar.

     5.    Dapet jodoh
          Karna udah cape sama pacaran yg ga jelas kemana arah tujuannya, mending cari jodoh aja sekalian kan.

     6.    Punya bekal buat nikah
          Alesannya agak aneh sih karna gamau bikin jodoh saya menunggu terlalu lama untuk di nikahi hahahah.

    7.     Dapet gelar S1
          Target yg ini nih yg paling harus di capai karna sayang aja kan kalo udah kuliah lama-lama tapi ga dapet gelar hehe.

    8.     Membuat sesuatu yg berguna
          Intinya sih pengen jadi orang yang berguna buat orang lain, gimanapun caranya mungkin dengan cara membuat sebuah aplikasi yg bisa berguna buat orang lain, atau apalah yg pasti belum kepikiran apa yg mau di buat.

    Segini aja deh target saya untuk 5 tahun ke depan semoga tercapai aja semuanya hahaha. Sampai ketemu pada postingan selanjutnya, Bye. :*

Novel : Belum ada judul (Pt.4)

           3 tahun berselang hubunganku dengannya semakin dekat, dia dan aku bekerja di perusahaan yang berbeda namun dia selalu memberiku kabar kapanpun dia sempat. Aku sangat bahagia memiliki lelaki sepertinya, lelaki yang bertanggung jawab dan tidak pernah melanggar janjinya; janji tidak akan menyakitiku meski dalam keadaan apapun. Aku selalu memimpikan akan hidup bahagia bersama dia selamanya, berjalan beriringan hingga akhir hayat. Namun terkadang apa yang kita impikan belum tentu selaras dengan apa yang terjadi, manusia hanya bisa berencana namun Tuhan yang menentukan. Dan disinilah aku, terpaku mendengar kabar bahwa dia telah tiada akibat kecelakaan mobil. Kendaraan yang dia gunakan terjatuh ke jurang akibat rem yang blong, dan pada saat dievakuasi nyawanya tak tertolong. Dan sekali lagi aku menyalahkan-Nya, mengapa ia tega memisahkan dua anak manusia yang ingin memiliki masa depan yang indah. Sejak saat itu aku tidak berani ke pemakamannya karena masih tidak percaya bahwa dia telah tiada, dia yang menemaniku selama 4 tahun kini telah pulang ke alam sana, karena aku percaya bahwa dia masih ada dan aku tengah menunggu kedatangannya.
Akhirnya kesadaranku pulih dan melihat sekeliling; kamarku. Ketukan pintu kamar membuatku menoleh dan melihat kharisa datang, dia hanya tersenyum dan menyerahkan makanan padaku. “Ra, gimana keadaan lo? Baikan? Oh iya gue nemuin ini, dari christ buat lo” dia menyodorkan buku serta surat di dalamnya. Aku mengambil buku tersebut dan membaca judulnya ‘Meet In Heaven’ setelah itu aku membuka surat yang ada di dalamnya.
To: Ciara, my future wife
Hay, apa kabar? Hehe kaya surat kaleng banget ya? Mungkin buat kamu ini alay atau terkesan jadul tapi you know me ya. Aku emang ga gaul, ga kaya kamu tuh yg anak socmed banget hehe ga nyambung? Maaf. Oh iya aku Cuma pingin bilang I’m so lucky to have you, memang kita ga pacaran tapi kamu nyaman kan sama aku? Say yes, please. Dari awal ketemu aku emang udah tertarik sama kamu tapi karna aku pemalu ya jadinya kamu yg mulai, sebenernya agak minder juga sih waktu pertama kamu yg ajak aku ngobrol. Oh ya maaf kalau selama ini aku ga romantis atau ga ngasih kamu kejelasan soal hubungan kita. Aku nulis ini supaya bisa ngeluarin kata kata romantis meski kaya nya jadul banget cara nya, aku selama ini bukannya ga mau pacaran sama kamu tapi aku Cuma pingin kamu jadi yang pertama dan terakhir, bisa dibilang aku mau ngelamar kamu tapi aku bingung cara nya gimana. Maka nya aku nulis di surat dan pengen nunjukin keseriusan aku. Aku bakal berusaha buat ngelamar kamu dengan cara yg romantis. I just want to say I love you before I met you and never change till the end. Forever and plus one day.
From: Chris,t your future husband

Seketika tangisku pecah dan kharisa langsung menenangkanku, aku meracau sambil terisak, tanpa disadari buku serta surat yang berada ditanganku terjatuh dan keluarlah benda di dalam buku tersebut. Aku dan kharisa saling berpandangan lalu perlahan mengambil benda tersebut yang ternyata sebuah cincin, dengan ukiran yang indah serta sebuah kristal di tengahnya membuat siapapun yang melihatnya akan terpesona. Kharisa mendekap mulutnya lalu spontan memelukku dengan erat, kami pun menangis bersama, berusaha menghilangkan rasa sedih yang teramat sangat dalam.
This is a modern fairytale no happy endings no wind in our sails, but I can’t imagine a life without breathless moments breaking me down.
Akhirnya aku pun terlelap di tengah lantunan lagu The Heart Wants What It Wants.

                2 hari setelah kepergian christ, teman serta keluargaku selalu ada disampingku dan tidak pernah meninggalkanku. Kharisa yang selalu memantau perkembanganku pun selalu menyemangatiku hingga sebuah kalimat yang terlontar dari mulutnya “Life must go on ra, lo gabisa nyalahin siapa pun. Ini udah takdir, dan lo harus terima. Lo harus percaya pasti bakal dapet yg baik. Tuhan slalu punya rencana yg indah” aku pun merenungkan kata-kata tersebut lalu memantapkan diri bahwa aku harus bangkit. Memang aku juga tidak seharusnya menyalahkan keadaan, karna beginilah takdir, suka atau tidak harus kita terima. Aku pun memantapkan diri untuk berubah menjadi lebih baik dan mulai menata kembali hidupku yang sempat terpuruk dengan mengukir sebuah senyuman dan mulai menjalani rutinitas seperti biasa.
                Inilah jalan hidup yang harus bisa aku lalui, tanpa dia. Tapi dia akan selalu ada dan hidup di benakku dan dia juga pernah menjadi bagian dalam hidupku. Aku pun menaburkan bunga di sekitar pemakamannya dan memanjatkan doa, setelah melihat sepintas nama yang terukir di nisan tersebut aku pun berdiri dan melangkah pulang. Karena masih ada hari yang harus aku jalani dan masa depan ku masih panjang, ku harap dia tersenyum disana, sama saat dia tersenyum untuk pertama kali nya.

 I love you forever plus one day, Christ

Written by : Claudia

Novel : Belum ada judul (Pt.3)

             Setelah kejadian itu kami pun mulai dekat, mulai dari mengerjakan tugas bareng, pergi ke kampus bareng hingga jalan-jalan berdua. Menurut prediksi kharisa mungkin christ mulai tertarik, tapi sekali lagi ditekankan untuk jangan terlalu baper alias bawa perasaan, tapi menurutku ini sudah terlalu lama, sudah 11 bulan kami dekat dan dia tidak menunjukan tanda-tanda bahwa dia menginginkan hubungan yang lebih, padahal sebentar lagi kami akan sidang dan artinya kami akan terpisah setelah lulus nanti. Tapi setiap aku ingin menanyakan kejelasan status kami, dan melihat dia yang tengah sibuk akan skripsinya membuatku mengurungkan diri, mungkin saat kelulusan aku tanyain pikirku dalam hati. Sekarang ini yang bisa aku lakukan hanyalah fokus dengan skripsi karena targetku yang ingin 3 tahun cepat lulus, dan dengan dia di sampingku membuatku semangat juga semakin terpacu untuk meraih yang terbaik. Tibalah hari dimana penentuan nasib kami ke depannya, akankah lulus atau tidak, aku sempat gugup namun tiba-tiba dia datang dan menggenggam tanganku sambil berkata “kamu pasti bisa, kita udah berjuang sampe sejauh ini, oke?” aku pun membalas genggamannya sambil tersenyum, ya, karena kamu-lah aku bisa. Akhirnya setelah menunggu lama giliranku tiba, kharisa dan christ yang berada diluar menyemangatiku dan aku melangkah mantap, aku pasti bisa. Setelah 1 jam sidang akhirnya aku diputuskan lulus, aku menitikkan air mata bahagia dan berhamburan keluar memeluk kharisa dan christ. Kami bertiga lulus sidang, dengan perjuangan yang melelahkan akhirnya impian kami semua terwujud; lulus dengan tepat waktu. Semua bersorak menyambut kelulusan kami, aku tidak menyangka bahwa pada akhirnya akan tersemat gelar di belakang namaku dan membuat kedua orang tuaku bangga.
                Tibalah hari kelulusan dimana air mata paling banyak tumpah karena putra-putri, teman atau kekasih mereka telah lulus. Selama perayaan kelulusan aku melirik ke arah christ, dan dia juga melirikku lalu tersenyum, akhirnya setelah perayaan kelulusan yang cukup lama selesai kami berhamburan keluar dan mulai berfoto, kharisa dan aku telah menghasilkan banyak ratusan foto karena memang kami berdua suka sekali dengan foto. “Ra, lo foto sama christ gih, ntar gue yang fotoin” katanya sambil menarik lenganku menuju arah christ, aku pun menunduk malu ketika kami berdua berhadapan ketika dengan dinginnya kharisa mengatakan “oy christ, lo foto dong sama ara, gue yang foto. You both like a couple” sambil nyengir lebar. Rasanya aku ingin menjambak sanggulnya yang dia bilang menyaingi syahrini itu, tanpa disangka christ mengangguk setuju dan menarikku untuk berada di dekatnya. Dia melingkarkan tangannya ke pundakku dan aku melingkarkan tanganku ke pinggangnya, “say cheese” seru kharisa. Aku memandang sosok itu, sosok yang aku kira tidak akan pernah bisa untuk di dapatkan, nyatanya bisa dekat denganku hingga setahun lebih. Karakternya yang pendiam dan tidak banyak bicara membuatku semakin mencintainya dan berharap kami akan terus selalu seperti ini. “Eh lo berdua kapan resmi pacaran?” tanya kharisa di sela-sela sesi foto. Christ memandangku sambil tersenyum lalu memandang ke arah kharisa “apa arti sebuah status kalau lo bisa nyaman kalau deket dia. Cukup liat dia bahagia deket gue juga itu udah bikin gue seneng” dan jawaban dari christ sukses membuat kharisa cengo sesaat dan aku tertunduk malu. Ya Tuhan, makhluk dingin seperti dia tidak ku sangka bisa berkata seperti itu, tapi entah mengapa aku semakin mengaitkan tanganku ke tubuhnya, seakan dia bisa hilang kapan saja. Christ yang melihat itu hanya tersenyum dan mengusap kepalaku, lalu membisikkan kata “terima kasih”.

Novel : Belum ada judul (Pt.2)

             Sesudah insiden itu dan akhirnya kharisa tidak jadi marah karena aku telah menjelaskan secara detail apa yang terjadi, dia malah bersimpati. “mahluk es macem dia itu ga pantes buat di deketin sweety. I swear diluar banyak yang lebih manusiawi daripada dia” dan dimulailah kembali ceramah darinya. Aku hanya diam mendengarkan, selama perjalanan pulang lantunan lagu Avril Lavigne mengalun di kepalaku. I never knew I needed you, like a sad song needs a sea of lighters , katakan aku melankolis tapi sungguh liriknya sesuai dengan yang aku alami dan dengan suasana hujan serta macet membuat pikiranku kembali melayang pada pagi tadi, dimana aku seperti anak kecil yang mengharapkan rumah boneka. Sesampainya dirumah aku pun berpamitan pada kharisa dan segera masuk ke dalam, entah ide gila apalagi yang berada di otakku sehingga aku segera mencari data siswa anak kelas dan mencari nama nya. Aku bergegas memasuki kamar dan menyalakan laptop, setelah sekian menit mencari akhirnya aku menemukan nama Christian Alexander dan mencatat informasinya. Disitu terdapat alamat, no hp, tanggal lahir serta social media, dengan gugup aku pun meng-add LINE nya dan berharap agar dia tidak mem-block langsung socmed ku. Aku pun merebahkan diri di kursi dan melempar tas ke segala arah, sekali sekali aku melirik smartphone ku dan tetap hening, tidak ada notifikasi apakah dia meng-add back atau didiamkan saja. Jenuh karena tidak ada notifikasi akhirnya aku memutuskan untuk berendam di bathub dan berharap pikiranku menjadi rileks kembali.
Malam ini entah sudah berapa minggu aku selalu menyeruput kopi dingin yang sepertinya sudah menjadi hobi baru. Sambil menulis laporan, pikiranku melayang pada sosok yang baru saja singgah di otak ku. Aku sempat berpikir kenapa lelaki ini selalu saja ada dimana mana, seperti aku bisa merasakan kehadirannya dimanapun; suara atau parfum yang menjadi ciri khas nya. Sepertinya aku mulai jatuh cinta lagi, tidak, tidak boleh gumamku dalam hati berusaha menepis pikiran itu. karna bintangku gemini yang berarti; kepribadian ganda dan ini merepotkan, terkadang yang satu menginginkan aku dengannya dan satunya lagi berharap aku harus meninggalkannya. Oh, Tuhan, kenapa dalam soal cinta aku selalu terlihat bodoh? Apa aku harus berkonsultasi dengan ahli cinta? Oh, jangan lagi, pemikiran konyol yang sempat menghantui pikiran dan jelas menganggu segala kegiatanku. Sepertinya aku harus refreshing pikirku. Aku segera menutup laptop dan merapikan berkas berkas yang berjejeran, biar saja tugas itu bisa ku kerjakan nanti. Kalau aku terus berkutat dengan itu, aku jamin besok-besok aku akan pindah rumah; ke rumah sakit jiwa.
                Aku terbangun dari tidur dan bergegas untuk mandi. Setelah selesai dengan rutinitas pagi, Disinilah aku, berdiri menatap cermin sembari memulas bedak dan lipstick. Ya, ini harus menjadi hari yang baik, pasti. "Semangat!" teriakku membara. Aku bergegas ke bawah dan segera mengambil mobilku, setelah tancap gas aku berpikir mungkin akan lebih baik jika aku pergi dengan kharisa. Tangganku dengan lincah segera mengetik chat untuknya.
10 menit lg sampe. Kalau belum siap gue tinggal!
Setelah mengirimkan chat kepada kharisa, smartphoneku berbunyi, namun lebih banyak.
     From: Christian Alexander
     "Thx for adding."

Aku menghentikan laju mobilku dan sepersekian detik memandang layar itu, pada akhirnya aku berteriak “OH MY GOD!” ya, aku senang, karena pada akhirnya dia chat terlebih dahulu. Semoga saja ini bakal jadi awal yang baik bagiku.
           Sesampainya di depan rumah kharisa aku pun keluar dan memeluk erat kharisa yang sedari tadi menunggu di teras halamannya. “God, what happen with you? Good news? By the way lepasin ya gue bukan penyuka sesama jenis” tanyanya dengan sumrigah dan berpura pura jijik saat aku memeluknya, aku pun mengangguk dan kami pun menaiki mobil lalu pergi menuju kampus. Selama di perjalanan aku bercerita dan kharisa hanya diam menyimak, setelah selesai bercerita dia pun menanggapinya dengan antusias, “Ra, lo emang paling the best kalau soal modus haha tapi inget dia bukan tipikal cowo yang bakal jatuh hati dengan cepat. Slow aja okay?” jawabnya, dan akhirnya kami tertawa bersama sama hingga tidak terasa kami sudah sampai di kampus. Di parkiran aku melihat sosoknya yang juga sedang memarkirkan mobil, lagi-lagi aku berjalan ke arahnya, entahlah seperti de ja vu, dia menyadari sosokku dan untuk pertama kalinya dia tersenyum,ya, sebuah senyuman tulus. Seketika aku pun blushing dan menundukkan kepala. “kelas kita sama, mau bareng?” tanyanya, aku mengangguk tanda setuju dan berjalan bersama menuju kelas. Dia yang kukenal kemarin adalah pribadi yang dingin, tapi sekarang; dia pribadi yang hangat, ternyata benar apa kata pepatah never judge someone by the cover. Aku pun menyamakan langkahku dengannya, dan berharap hari ini tidak segera berakhir karena aku tau hanya dia yang bisa membuatku nyaman.

Novel : Belum ada judul (Pt.1)

             Gemuruh hujan di sore hari membuat seluruh penghuni bumi menjadi basah, ada yang berlari mencari tempat berteduh dan ada pula yang bermain main dengan air yang diturunkan oleh langit. Aku menengadah ke arah langit, seolah mereka ikut berduka atas apa yang telah aku alami. Setetes demi setetes air membasahi batu nisan yang baru saja menuliskan nama penghuninya, tidak peduli dengan tangisan keluarga yang ditinggalkan. Dan aku hanya terdiam melihat nama yang dituliskan di batu nisan tersebut, seseorang yang selalu menemani ku selama 4 tahun dengan kebahagiaan dan kasih sayang. Kadang aku selalu berfikir kenapa Dia tidak adil, merenggut kebahagiaan ku dengan mengambil nya seolah tidak akan terjadi hal yang buruk. Aku masih terdiam saat sahabatku menghampiri dan mengajakku pulang. relain dia ra, aku yakin dia bakal bahagia kalau kamu bahagia, hanya kalimat itu yang berhasil menyadarkanku. Badanku pun bergerak, mengikuti sahabatku yang membawaku pulang tapi pikiranku kosong dan seolah memberontak tidak ingin meninggalkan tempat ini. Seandainya aku mengetahui apa yang terjadi, mungkin aku akan berusaha yang terbaik untuk membahagiakannya. Setelah itu yang kudengar hanya teriakan orang-orang dan tubuhku yang seakan seperti melayang, dengan tatapan kabur aku mulai memejamkan mata, berharap ini semua hanya mimpi.

Flashback..

“Ciaraa” teriak seseorang yang suara nya sudah tidak asing lagi di kepalaku, ya, dia adalah kharisa, sahabatku dari sd hingga sekarang. Banyak orang yang mengetahui tentang kami, kalau disitu ada ciara sudah pasti disampingnya ada kharisa, begitupun sebaliknya. Aku pun heran kenapa hingga saat ini aku masih bertahan bersahabat dengannya, padahal sering terjadi perdebatan di antara kami namun kami bisa mengatasi hal tersebut. “suara lo udah mirip sound yang rusak tau gak, malu maluin” jawabku sambil berjalan menuju kelas. Yang diledek hanya nyengir lalu menjitak kepala ku, dan terjadilah kejar kejaran di antara kami hingga ke kelas. Oh ya, kami sekarang sudah duduk di semester 7, yang berarti sudah memasuki tahun terakhir dan akan membuat skripsi. Membayangkan membuat skripsi setebal buku ensiklopedia saja sudah membuatku mual, apalagi jika harus membuat nya hanya dalam waktu setahun.
Tibalah kami di kelas, kharisa dan aku selalu mengambil tempat duduk di tengah agar terlihat jelas ketika dosen menerangkan dan kadang sambil memainkan gadget.  Satu per satu teman teman kami mulai berdatangan dan mengisi bangku yang kosong, sambil menunggu dosen banyak yang melakukan aktifitas seperti bergosip, bermain game,tidur atau sekedar ber-selfie ria. Aku memandang satu per satu ke arah teman temanku dan pandanganku terhenti ketika melihat seorang laki laki yang tengah membaca buku sambil mendengarkan musik, aku tidak pernah melihat laki laki itu sebelumnya, dari paras dan fisiknya dia bisa di kategorikan sempurna. Dengan wajah putih dengan rahang yg kokoh, hidung mancung serta badan atletis, mustahil bila tidak ada wanita yang tidak menyukai diri nya. Kharisa yang menyadari aku sedang memandangi lelaki itu dengan sengaja menjitak kepalaku dengan kipas yang dia pegang, aku pun memberikan tatapan tajam ke arahnya yang dibalasnya dengan nyengir. “jangan ngelamun lo pagi-pagi tar kemasukan jin tomang, by the way lo liatin siapa?”, aku membalasnya dengan tatapan bosan lalu memandang lagi ke arah depan. Kharisa yang tidak puas dengan jawabanku hanya mendengus kesal sambil kembali memainkan gadgetnya, meski terkadang dia mencuri pandang ke arahku seakan ingin memergokiku sekali lagi melihat ke arah laki laki itu. Setelah 15 menit, dosen pun datang dan memulai mata kuliahnya, tidak lama kemudian laki laki itu meninggalkan meja nya dan berjalan ke arah depan. Aku memandangi laki laki tersebut, tapi dia hanya melihat ke depan tanpa melirik ke arah manapun.  Dia duduk di depan dan mencatat apa yang dosen terangkan, entah mengapa aku merasa penasaran dengan laki laki itu, dengan sifatnya yang dingin dan jarang berbicara, bisa disimpulkan bahwa dia anti sosial. Tiba tiba muncul ide gila dalam otakku, yakni; mengajak nya berkenalan, tidak masalah bila mengajak berkenalan dengan teman sekelas bukan?
                Akhirnya setelah berkutat selama 2 jam kelas pun usai, dia yang sedari tadi sibuk mencatat tidak menyadari keberadaanku yang sudah tepat berada di depannya. Selama 5 menit aku melihat ke arahnya dan dia sama sekali tidak menyadari bahwa ada seorang gadis yang menunggu nya untuk berkenalan, oke, sebut ini memalukan tapi aku benar benar penasaran. Setelah selesai mencatat dia memasukan bukunya dan memandang ke arahku dengan wajah datar, catat; dengan wajah datar. Ditatap seperti itu sempat membuatku tidak berkutik, aku pun mengumpulkan keberanian dan memberanikan diri untuk berbicara dengannya. “hay, aku ciara, salam kenal” kataku sambil tersenyum dan mengulurkan tangan. Sekali lagi dia menatapku dengan wajah datar, setelah beberapa menit akhirnya dia berbicara “christian”. Oke, hanya sepatah kata dan dia tidak membalas uluran tanganku, setelah berbicara dia pun keluar dan meninggalkanku yang terpaku tidak percaya. 2 menit kemudian aku tersadar, aku seperti orang idiot yang berusaha mengajak bicara anak bayi, aku pun menghentakkan kaki ku ke lantai dan segera meninggalkan ruangan tersebut dengan rasa malu, kesal, dan kecewa. Aku mengeluarkan gadget ku dan men-dial nomer Kharisa.
“ca lo dimana?”
“foodcourt, lo dimana?”
“wait gue kesana sekarang”
Aku pun segera mematikan ponselku dan bergegas menuju kesana dengan perasaan kesal.
              Sesampainya di foodcourt mataku pun mencari kharisa, setelah beberapa menit aku mencari akhirnya aku dapat menemukan dia sedang makan di pojok sambil memainkan laptopnya. Dia yang menyadari kehadiranku pun melambaikan tangan dan membuat gerakan untuk duduk di sebelahnya. Aku merebahkan diri di kursi sambil memejamkan mata,  kharisa yang menyadari perbedaan raut muka ku pun hanya menatapku yang seakan mengatakan ceritain-apa-yang-terjadi-sekarang. Aku menghembuskan nafas kasar dan menyeruput minuman miliknya sambil memulai kejadian awal di kelas, kharisa hanya memperhatikanku dalam diam tanpa berkomentar apapun hingga akhirnya aku selesai berbicara. “well, you are the stupid girl in the world, harga diri sebagai seorang cewe mau lo kemanain? Gosh” jawabnya sambil menepuk jidat, aku menatapnya dengan tatapan bosan, beginilah jika kamu cerita dengan seorang kharisa, tingkat lebay dan terlalu drama nya membuatku bosan. She’s drama queen, menurutku. Sambi mendengar ceramahnya tentang kodrat dan sifat perempuan, mataku kembali memusatkan pada segerombolan orang yang berada di foodcourt ini,  dan entah kebetulan atau tidak aku kembali menemukan sosok itu, sosok yang tadi pagi sempat membuatku kesal. Dia sedang memesan makanan dan segera menuju meja kosong di dekatnya, aku pun melihatnya tanpa melepaskan pandanganku. Lagi lagi dia seorang diri, tapi beberapa perempuan menatapnya seakan dia adalah mangsa, dan entah mengapa aku tidak suka, ketika aku hendak berdiri untuk menemuinya, kharisa menahan tanganku seolah mengatakan diam disini atau kau akan mengalami kejadian pagi tadi. Aku hanya menurut dan mengurungkan niat untuk menuju ke arahnya, pada akhirnya aku hanya menatap dia dari jauh, mengagumi sosoknya dalam diam dan berharap dia akan berbicara padaku.
                “ooh jadi itu cowo yang sempet ngebuat lo jadi galau merana” sindir kharisa dengan wajah datar. “dia keliatan ansos banget deh ra, tolong.. lo cantik ra lo pinter, bisa kali nyari yang lebih dari dia”. Kadang aku ingin menyumpal mulutnya itu dengan kain atau apapun yang ada di dekatku, tapi sekali lagi solusi kharisa bila di cerna dengan baik pasti ada benarnya. Aku hanya mendengus dan menyantap kembali sarapan yang sempat tertunda, daripada harus berdebat lagi dengan nya lebih baik aku melihat makananku. Karena keasyikan menyantap sarapan aku tidak menyadari ada seseorang di dekatku, “ra” kata orang itu. Aku menengadahkan kepalaku ke atas dan terkejut melihat sosok itu, sosok yang sedari tadi melintang di pikiranku kini tepat berada di depanku dan memanggil namaku. “ra” katanya lagi, aku mengerjapkan mataku dan tersenyum padanya sambil berkata “ya christ? Ada apa?”. Dia menatapku sambil menyerahkan sebuah buku, lalu meninggalkan kami.
“oh my god! Dia ga diajarin sopan santun apa?!” teriak kharisa sambil mengebrakan meja, aku yang melihatnya berusaha menenangkan kharisa, kemudian berlari mengejar christ. Dia yang sudah berjalan sangat jauh di depan sempat membuatku kesulitan untuk mengejarnya.“christ! Tunggu!” teriakku di sepanjang koridor yang sukses membuatku menjadi pusat perhatian, tapi aku tidak peduli. Yang aku pedulikan hanya christ yang tiba tiba datang dan menghilang. Dia menolehkan kepala saat melihatku dan kemudian berhenti, aku yang sudah ada di belakang nya berusaha mengambil nafas karena aku berlari cukup jauh hingga ke gerbang keluar. Dia menatapku lagi namun dengan tatapan heran, dan lagi lagi aku tidak berkutik ketika berhadapan dengannya. Dia pun mendengus pasrah dan membalikan badannya hampir meninggalkanku, namun tiba-tiba tanganku reflek menahan lengannya sehingga dia lagi-lagi menghentikan langkahnya.

          “ada perlu apa?” akhirnya dia mulai berbicara, entah karena dia yang tidak tahan karena aku hanya diam saja. “eh y.. ya itu buku, eh iya itu maksudnya bu.. buku a.. apa?” aku pun reflek menutup mulut dengan tanganku, bayangkan, orang yang kau sukai berada di depan mata dan kau berbicara dengannya dengan tergagap dan entah dengan ekspresi muka yang aneh, ya tuhan tolong semoga dia ga ketawa rutukku dalam hati. “Bukan punyamu ya?” tanyanya dengan muka tanpa ekspresi. Aku hanya menggeleng dan ketika hendak menjawab pertanyaan nya, suara kharisa yang menggelegar dari koridor langsung membuat kami menoleh, “CIARA LO BERANI TINGGALIN GUE DI KANTIN?! TEMEN MACAM APA LO!” aku pun meringgis takut, ya, kalau kharisa sudah murka apapun bakal dia lakuin untuk ngeluapin kekesalannya. Tanpa aku sadari christ telah meninggalkan ku, aku langsung mencari sosoknya namun tidak ada. Ya, lagi-lagi dia menghilang, dan aku tidak dapat mengejar sosoknya.