Novel : Belum ada judul (Pt.4)
3 tahun berselang hubunganku dengannya semakin
dekat, dia dan aku bekerja di perusahaan yang berbeda namun dia selalu
memberiku kabar kapanpun dia sempat. Aku sangat bahagia memiliki lelaki
sepertinya, lelaki yang bertanggung jawab dan tidak pernah melanggar janjinya;
janji tidak akan menyakitiku meski dalam keadaan apapun. Aku selalu memimpikan
akan hidup bahagia bersama dia selamanya, berjalan beriringan hingga akhir
hayat. Namun terkadang apa yang kita impikan belum tentu selaras dengan apa
yang terjadi, manusia hanya bisa berencana namun Tuhan yang menentukan. Dan
disinilah aku, terpaku mendengar kabar bahwa dia telah tiada akibat kecelakaan
mobil. Kendaraan yang dia gunakan terjatuh ke jurang akibat rem yang blong, dan
pada saat dievakuasi nyawanya tak tertolong. Dan sekali lagi aku
menyalahkan-Nya, mengapa ia tega memisahkan dua anak manusia yang ingin
memiliki masa depan yang indah. Sejak saat itu aku tidak berani ke pemakamannya
karena masih tidak percaya bahwa dia telah tiada, dia yang menemaniku selama 4
tahun kini telah pulang ke alam sana, karena aku percaya bahwa dia masih ada
dan aku tengah menunggu kedatangannya.
Akhirnya kesadaranku
pulih dan melihat sekeliling; kamarku. Ketukan pintu kamar membuatku menoleh
dan melihat kharisa datang, dia hanya tersenyum dan menyerahkan makanan padaku.
“Ra, gimana keadaan lo? Baikan? Oh iya gue nemuin ini, dari christ buat lo” dia
menyodorkan buku serta surat di dalamnya. Aku mengambil buku tersebut dan
membaca judulnya ‘Meet In Heaven’ setelah itu aku membuka surat yang ada di
dalamnya.
To: Ciara, my future wife
Hay, apa kabar? Hehe kaya surat kaleng banget ya? Mungkin buat kamu ini
alay atau terkesan jadul tapi you know me ya. Aku emang ga gaul, ga kaya kamu
tuh yg anak socmed banget hehe ga nyambung? Maaf. Oh iya aku Cuma pingin bilang
I’m so lucky to have you, memang kita ga pacaran tapi kamu nyaman kan sama aku?
Say yes, please. Dari awal ketemu aku emang udah tertarik sama kamu tapi karna
aku pemalu ya jadinya kamu yg mulai, sebenernya agak minder juga sih waktu
pertama kamu yg ajak aku ngobrol. Oh ya maaf kalau selama ini aku ga romantis
atau ga ngasih kamu kejelasan soal hubungan kita. Aku nulis ini supaya bisa
ngeluarin kata kata romantis meski kaya nya jadul banget cara nya, aku selama
ini bukannya ga mau pacaran sama kamu tapi aku Cuma pingin kamu jadi yang
pertama dan terakhir, bisa dibilang aku mau ngelamar kamu tapi aku bingung cara
nya gimana. Maka nya aku nulis di surat dan pengen nunjukin keseriusan aku. Aku
bakal berusaha buat ngelamar kamu dengan cara yg romantis. I just want to say I
love you before I met you and never change till the end. Forever and plus one
day.
From: Chris,t your future husband
Seketika tangisku pecah dan kharisa langsung
menenangkanku, aku meracau sambil terisak, tanpa disadari buku serta surat yang
berada ditanganku terjatuh dan keluarlah benda di dalam buku tersebut. Aku dan
kharisa saling berpandangan lalu perlahan mengambil benda tersebut yang
ternyata sebuah cincin, dengan ukiran yang indah serta sebuah kristal di
tengahnya membuat siapapun yang melihatnya akan terpesona. Kharisa mendekap
mulutnya lalu spontan memelukku dengan erat, kami pun menangis bersama,
berusaha menghilangkan rasa sedih yang teramat sangat dalam.
This is
a modern fairytale no happy endings no wind in our sails, but I can’t imagine a
life without breathless moments breaking me down.
Akhirnya aku pun terlelap di tengah lantunan
lagu The Heart Wants What It Wants.
2
hari setelah kepergian christ, teman serta keluargaku selalu ada disampingku
dan tidak pernah meninggalkanku. Kharisa yang selalu memantau perkembanganku
pun selalu menyemangatiku hingga sebuah kalimat yang terlontar dari mulutnya
“Life must go on ra, lo gabisa nyalahin siapa pun. Ini udah takdir, dan lo
harus terima. Lo harus percaya pasti bakal dapet yg baik. Tuhan slalu punya
rencana yg indah” aku pun merenungkan kata-kata tersebut lalu memantapkan diri bahwa
aku harus bangkit. Memang aku juga tidak seharusnya menyalahkan keadaan, karna
beginilah takdir, suka atau tidak harus kita terima. Aku pun memantapkan diri
untuk berubah menjadi lebih baik dan mulai menata kembali hidupku yang sempat
terpuruk dengan mengukir sebuah senyuman dan mulai menjalani rutinitas seperti
biasa.
Inilah
jalan hidup yang harus bisa aku lalui, tanpa dia. Tapi dia akan selalu ada dan
hidup di benakku dan dia juga pernah menjadi bagian dalam hidupku. Aku pun menaburkan bunga di sekitar
pemakamannya dan memanjatkan doa, setelah melihat sepintas nama yang terukir di
nisan tersebut aku pun berdiri dan melangkah pulang. Karena masih ada hari yang
harus aku jalani dan masa depan ku masih panjang, ku harap dia tersenyum
disana, sama saat dia tersenyum untuk pertama kali nya.
I love you forever plus one day, Christ
Written by : Claudia
0 komentar: